Tuesday 27 January 2015

170E: Sampai Maut Jangan Merungut | Sampai Ajal Jangan Menyangkal



(Masa Ditunda.
Waktu Ditunggu)







26/3/2014 
Shinjuku Gyoen National Garden 
is a large park with an eminent garden 
in Shinjuku and Shibuya, Tokyo, Japan.
It was originally a residence of the Naito
family in the Edo period. 


(rindu kepalang)




ILHAM MINDA 170
LUBUK AKAL TEPIAN ILMU
BERCURANG RASA BERCABANG KATA
(Short saying drawn from long experience)
(One man’s wit is all men’s wisdom)

41
Berfikiran cetek langkahnya pendek dan
berfikiran dangkal langkahnya janggal.


42
Jika masih cetek lebih baik dikorek tetapi
jika lebih dalam lebih baik diselam.

43
Salah langkah usah salah bantahan dan
salah tongkah usah salah sanggahan.


44
Tak melihat selagi itu tak percaya dan
 tak berbuat selagi itu tak berjaya.

45
Terpandang baru tenang, terlihat baru
ingat dan ternampak baru hendak.


46
Sampai maut  jangan merungut dan
sampai ajal jangan menyangkal.

47
Sampai masa ajal tak dapat ditunda dan
sampai waktu ajal tak dapat ditunggu.


48
Menunda apabila banyak masa dan
menunggu apabila banyak waktu.

49
Yang peduli buat berhati-hati manakala
yang acuh buat bersunguh-sungguh.

50
Jangan tersalah siar nanti gempar dan
jangan tersalah heboh nanti kecoh.



 

 
26/3/2014
The garden, which is 58.3 hectares    
in area with a circumference of 3.5 km, 
blends three distinct styles: a French Formal 
and English Landscape in the north and to 
the south a Japanese traditional. A traditional 
Japanese tea house can be found 
within the gardens.   


(mimpi berulang)    






Shinjuku Gyoen 
is home to a large number of cherry trees
of more than a dozen different varieties.
From late March to early April, more than
400 somei yoshino trees blossom around 
the English garden turning the lawns into
one of Tokyo's most popular and pleasant
hanami spots.




Aram 170(e)
Teratak Seriteratai

No comments:

Post a Comment